[Review #2] Purple Eyes

image

• Judul: Purple Eyes
• Penulis: Prisca Primasari
• Penerbit: Penerbit Inari
• Terbit: Mei, 2016
• Jumlah Halaman: 144 hal.
• Harga: Rp. 45.000,-
• Rating: ★★★★☆

“Karena terkadang tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi”

Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang  yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi seperti sebongksh patung lilin.

Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. solveig, gadis itu tiba-tiba masuk ke dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.

Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju.

Namun, cinta akan selalu ada bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.

Hades, sang dewa kematian yang menjaga tempat transit bersama asistennya, Lyre, kembali didatangi seorang tamu atau bisa dibilang juga sebagai ‘calon manusia’. Kasus pemuda ini adalah mati karena dibunuh dan diambil salah satu organ tubuhnya oleh pembunuh berantai yang keji. Lagi. Belakangan ini banyak sekali yang mati dibunuh dan diambil levernya.

Akhirnya Hades harus turun tangan ke bumi untuk menyelesaikan kasus pembunuhan berantai yang mengambil lever para korbannya itu. Hades bersama Lyre yang menyamar sebagai Herr Halstein dan Solveig Lyre mengunjungi bumi. Di bumi, mereka bertemu dengan Ivarr, kakak dari salah satu korban yang meninggal.

Halstein meminta Solveig untuk mengunjugi Ivarr secara berkala tanpa penjelasan yang jelas. Sebenarnya apa hubungan misi mereka dengan Ivarr? Dan apa yang direncanakan Halstein sebenarnya?

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

“Sekali lagi dia menangis untuk cinta yang mungkin akan menyakitinya lebih dalam lagi.” – Hal.113

Purple Eyes adalah novel karya Prisca Primasari yang pertama kali aku baca. Tema fantasi yang diangkat ini sungguh menarik. Seorang ‘dewa kematian’, mengingatkanku mengenai sebuah drama Korea yang berjudul 49 Days. Ada yang tau?😆 Akan tetapi, karakter Hades disini sangat jauh berbeda dengan Jung Il Woo hehehe.

Karakter tokoh yang ada sangat hidup. Ketiga tokoh utama ini memiliki karakter yang berbeda tetapi diceritakan dengan sangat pas oleh Kak Prisca ini.
Hades, dewa kematian yang dingin dan misterius.
Solveig, gadis yang lembut dan hangat.
Ivarr, pemuda yang lebih memilih untuk bersikap dingin tidak merasakan apa-apa setelah adiknya meninggal.

*maafkan aku Ivarr, aku lebih menyukai Hades yang sangat percaya diri ini daripada dirimu… hehehe*😶

Suasana sendu, kelam, dan dingin di dalam novel ini dibangun dengan sangat baik. Mengambil setting di Norwegia, hawa dingin yang diceritikan langsung terasa ketika kalian membacanya. Pendeskripsiannya sangat baik.

Hanya satu yang sangat disayangkan, menurut aku novel Purple Eyes ini kurang tebal. Walaupun memang Purple Eyes merupakan novella, tapi aku masih penasaran bagaimana kelanjutan kisah Ivarr dengan Solveig. Aku tidak bisa menebak jalan cerita yang disuguhkan oleh Kak Prisca ini.

Overall, aku suka dengan tulisan kak Prisca Primasari. Rasanya ingin membaca karyanya yang lain! Terus berkaya ya, Kak Prisca!👊

“Apa salahnya mengharapkan yang terbaik, baik ketika hidup maupun setelah mati?” -Hal. 114

image

Author: ❉carol's world❉

bookstagramers and just a new book blogger 😶 Korean addict.

2 thoughts on “[Review #2] Purple Eyes”

  1. Betul, karya kak prisca memang kurang tebal kak. Tapi, selalu padat berisi. Selain Purple Eyes ada juga tuh yang judulnya French pink. Ada dewa kematiannya juga tapi versi jepang kak. 😅😅

    Like

Leave a comment